Kamis, 03 Mei 2012

Pancasila vs. Globalisasi



Pancasila dalam kedudukannya sebagai ideologi negara diharapkan mampu menjadi filter untuk menyerap pengaruh perubahan zaman di era globalisasi. Ideologi negara merupakan hasil refleksi manusia atas kemampuannya mengadakan distansi (menjaga jarak) dengan dunia kehidupannya. Pancasila sebagai ideologi terbuka sangat berhubungan dengan adanya globalisasi. Kita ketahui bahwa globalisasi merupakan satu proses penyempitan dunia. Dalam hal ini kita mengenal kata internasionalisasi yang berarti suatu  proses penggambungan dunia menjadi satu atap. Globalisasi sangat berpengaruh besar dalam segala aspek kehidupan, terutama ekonomi. Bukan hanya ekonomi, tapi aspek kehidupan lain juga ikut terpengaruh seperti siosial budaya dan IPTEK.
Pancasila kita kenal sebagai kepribadian bangsa yang digunakan untuk menyaring budaya asing yang masuk ke Indonesia. Indonesia adalah negara  yang terkenal dengan berbagai budaya mulai dari budaya tradisional sampai gaya hidup. Gaya hidup orang Indonesia sangatlah bertolak belakang dengan orang barat. Banyak yang bilang orang Indonesia sangatlah disiplin, ulet, toleransi dan bermasyarakat. Nilai-nilai ideologi bangsa pun sangat tertanam dalam kepribadian rakyat Indonesia, tapi seiring dengan perkembangan zaman dengan semakin derasnya arus globalisasi membuat hampir 50 % dari prilaku orang Indonesia yang men-copy paste budaya dan gaya hidup orang barat. Budaya yang tertular ke Indonesia bukan hanya budaya dan gaya hidup yang positif tapi juga yang negatif.
Seperti yang kita ketahui bersama, pengaruh globalisasi di bidang budaya sangat menantang kehidupan kita. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya budaya yang masuk ke kehidupan kita yang berdampak negatif terhadap budaya kita. Ideologi dan nilai-nilai moral yang telah tertanam pun hampir tergoyahkan oleh budaya asing yang sebenarnya bisa kita atasi. Keberadaan Pancasila perlahan-lahan akan terancam oleh adanya penyatuan dunia ini. Ancaman ini sebenarnya bisa diatasi dengan kesadaran dan kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Tapi, sebagai ideologi yang terbuka pastinya Pancasila telah terancang sendiri untuk bisa melawan tantangan global ini. Dengan 5 aspek dan pokok-pokok pikiran tersebut, tentu tidaklah hal yang sulit bagi kita, bangsa Indonesia untuk menyeleksi satu demi satu budaya yang masuk ke dunia kita. Insan seperti kita yang bermartabat dan bermoral pastinya tak ingin kedudukan Pancasila dijatuhkan hanya oleh budaya yang tidak sesuai dengan pribadi bangsa kita.
Bukan hanya di bidang budaya dan gaya hidup, tetapi dampak adanya globalisasi, juga berpengaruh di bidang IPTEK. Bisa kita ambil contoh kasus video ataupun foto-foto porno yang di buat sendiri oleh orang Indonesia. Sebenarnya hal ini sangatlah memalukan bagi kita, Negara yang dikenal dengan berbagai budaya, tegak, dan mempunyai prinsip hidup yang nyata dan terarah bisa melakukuan tindakan amoral seperti itu. Betapa lemahnya moral kita, jika hanya karena arus globalisasi yang harusnya bisa kita kendalikan malah kini mengendalikan kita.
Setelah kita amati satu persatu pengaruh-pengaruh yang terjadi dalam kehidupan, bisa kita pahami bahwa sekokoh apapun suatu pondasi dan pandangan hidup suatu bangsa tapi jika tidak dilaksanakan dengan kesadaran maka tidak akan ada pengaruh apapun. Sehingga, jika orang Indonesia bisa menelaah lagi budaya dan segala pengaruh dari luar tentunya kondisi budaya dan kepribadian bangsa Indonesia tidak akan sampai seperti sekarang ini. Kita sebagai generasi muda hendaknya mampu mencegah terjadinya penggeseran budaya asli. Penanaman nilai-nilai moral Pancasila sangatlah wajib ditanamkan sejak dini agar  tidak terjadi suatu shock culture ataupun segala penyimpangan di berbagai aspek kehidupan.
Tak ada salahnya jika kita tengok lagi ke belakang, pahlawan kita merancang Pancasila sampai seperti sekarang. Kita sebagai generasi muda yang berkewajiban menjaganya seharusnya tak pernah membiarkan suatu ketimpangan yang terjadi pada dasar negara dan sekaligus ideologi, pribadi bangsa kita sendiri. Seperti apapun guncangan yang melanda negara kita, kita harusnya bisa menghadapinya. Shock culture yang kita alami sekarang membuat sedikit demi sedikit budaya dan kepribadian kita terkikis. Sehingga tak jarang prilaku kita menyimpang dari kaidah-kaidah moral. Satu- satunya cara kita untuk mencegahnya hanya dengan memilah dan memilih segala budaya yang masuk ke Indonesia.
   Salah satu cara untuk menyaring pengaruh globalisasi ke dalam kepribadian bangsa kita adalah sebuah kesadaran dari dalam diri kita sendiri. Jika kita menghormati ideologi Negara kita tentunya kita akan berusaha menjaganya dan mengamalkannya. Pondasi Negara ini wajib kita jaga agar bangunan yang nanti berdiri di atasnya tak mampu tergoyahkan lagi oleh angin. Meskipun dikatakan ideologi terbuka tapi tak ada salahnya jika kita menyeleksi lagi satu persatu budaya-budaya yang masuk ke negara kita. Jadi mulai dari sekarang marilah kita jaga dan junjung tinggi dasar tegak berdirinya negara kita, dan jadikanlah ini sebagai kepribadian bangsa kita yang kuat. Dengan demikian budaya yang tak sesuai dengan kepribadian kita tidak akan masuk ke negara kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar